Kamis, 19 Maret 2015

makalah masalah Pemukiman di Kota Kupang



BAB I

PENDAHULUAN


A.       Latar Belakang
Bagi kota-kota besar di Indonesia termasuk Kota Kupang persoalan kemiskinan merupakan masalah yang serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong kemiskinan yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan sosial di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan mengawasinya. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya, namun masih saja banyak dijumpai pemukiman masyarakat miskin di hampir setiap sudut kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup bermasyarakat di perkotaan..
Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai pemukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang harus disingkirkan. Terbentuknya pemukiman kumuh sering disebut sebagai slum area dan dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang seperti kejahatan dan sumber penyakit sosial lainnya.
Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan,  peningkatan lapangan pekerjaan, dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan pelayanan dasar bagi kelompok miskin. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.
B.        Rumusan Masalah
1.         Apakah yang dimaksud dengan pemukiman?
2.         Bagaimanakah sebab dan proses terbentuknya pemukiman kumuh?
3.         Apa yang masalah-masalah yang timbul akibat pemukiman kumuh?
4.         Bagaimana upaya untuk mengatasi pemukiman kumuh?
C.       Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.       Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik pemukiman kumuh.
2.      Untuk mengetahui sebab dan proses terbentuknya pemukiman kumuh.
3.      Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul akibat pemukiman kumuh.
4.       Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi pemukiman kumuh.

















BAB II

PEMBAHASAN


A.       Pengertian Pemukiman
Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung dan dapat merupakan kawasan perkotaan dan perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung kehidupan dari  masyarakat.
Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Perumahan memberikan kesan tentang rumah beserta prasarana dan sarana lingkungannya. Perumahan mnitikberatkan pada fisik, atau benda mati yaitu houses dan land settlement. Pemukiman yang berasal dari kata ‘to settle’ atau berarti menempati atau mendiami ini berkembang menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, yaitu pemukiman tidak menetap, semi menetap dengan pemukiman sementara atau musiman. Perumahan didefinisikan pula sebagai satu siri rumah yang disatukan di sebuah kawasan petempatan. Di dalam satu unsur perumahan terdapat beberapa sub unsur rumah-rumah dengan segala kemudahan fizikal seperti kedai-kedai, sekolah dan lain-lain. Di kawasan perumahan, masyarakat hidup berkelompok dan bersosialisasi antara satu sama yang lain. (Suparno, 2006).
B.        Sebab dan Proses Terbentuknya Pemukiman Kumuh
Dalam perkembangan suatu kota sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang mampu cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh masyarakat yang kurang mampu serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman di perkotaan. Ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali juga dapat menjadi salah satu penyebab terbentuknya pemukiman. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan pemukiman-pemukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di pemukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
C.        Masalah-Masalah Akibat Pemukman
Pemukiman dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari segi pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak sosial, dimana sebagian masyarakat pemukiman adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial. Terbentuknya pemukiman yang sering disebut sebagai slum area dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat menjadi sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Penduduk di pemukiman kumuh tersebut memiliki persamaan, terutama dari segi latar belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah, keahlian terbatas dan kemampuan adaptasi lingkungan (kota) yang kurang memadai.
Pemukiman umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota, perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk di daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang sosial, ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni pemukiman ini adalah kerja keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari agar tetap bertahan hidup dan bahkan tidak sedikit warga setempat yang menjadi pengangguran
Perilaku menyimpang yang sering dijumpai pada pemukiman. Wujud perilaku menyimpang di pemukiman ini berupa perbuatan tidak disiplin lingkungan seperti membuang sampah dan kotoran di sembarang tempat
Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah pemukiman kumuh adalah:
1.      Ukuran bangunan yang sangat sempit dan tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni.
2.      Rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah pemukiman rawan akan bahaya kebakaran
3.      Sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
4.      Fasilitas MCK yang tidak memadai
5.      Tidak adanya tempat pemeliharaan hewan.
6.      Tidak tersedianya tempat pembuangan limbah domestic (limbah cair)
D.       Upaya yang dilakukan untuk menangani masalah pemukiman.
1.      Dengan membangun rumah susun
Mungkin dengan adanya rumah susun, masyarakat yang  masih tinggal di pemukiman dapat tinggal di rumah susun. Walaupun biayanya tidak begitu murah tetapi fasilitas dan kelayakannya dapat di pertimbangkan. Apalagi dengan adanya rumah susun ini dapat menghemat lahan pemukiman.
2.      Program perbaikan kampong
Pemerintah perlu memperbaiki struktur atau fasilitas di desa. Sehingga masyarakat ini dapat tertarik  untuk kembali ke kampung halamannya. Salah satu caranya bisa saja dengan memperbaikki fasilitas yang ada di desa seperti yang ada di kota. Atau dapat juga membangun lapangan kerja yang banyak di desa atau memberikan program – program bantuan untuk masyarakat desa seperti yang di rencanakan pemerintah pada program transmigras.
3.      Pemerintah perlu menyediakan lahan khusus bagi masyarakat pemukiman sebagai tempat pemeliharan hewan.
4.      Pemerintah perlu menyediakan kawasan dan fasilatas yang bisa digunakan untuk menjadi pusat pengelolaan limbah cair. Sehingga limbah yang dihasilkan dari tidak dibuang ke laut karena akan membahayakan biota laut.


BAB III

PENUTUP


A.       Kesimpulan
Tumbuhnya pemukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk di kota-kota besar yang mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan pemukiman-pemukiman baru sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di pemukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
Masalah yang terdapat pada pemukiman yaitu:
·            Ukuran bangunan yang sangat sempit dan tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni.
·            Rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah pemukiman rawan akan bahaya kebakaran
·            Sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
·            Fasilitas MCK yang tidak memadai
·            Tidak adanya tempat pemeliharaan hewan.
·            Tidak tersedianya tempat pembuangan limbah domestic (limbah cair)
B.        Rekomendasi
Berdasarkan permasalahan yang ada maka dari kelompok kami merekomendasikan bagi teman-teman yang berminat untuk meneliti tentang lingkungan dan permasalahannnya. Maka, tempat yang tepat untuk melakukan penelitian yaitu kawasan Pasar Oeba Kota Kupang.





DAFTAR PUSTAKA


Qurow-yun. 2009. Fenomena Masyarakat Miskin Perkotaan. (Online), (http://qurow-yun.blogspot.com/2009/05/fenomena-masyarakat-miskinperkotaan.html, Diakses 16 Juni 2012).

Ami-archuek. 2009. Permukiman Kota. (Online), (http://ami- archuek06.blogspot.com, Diakses 23 Desember 2009).

Chyntiawati, deby. 2009. Masalah Sosial Permukiman Kumuh. (Online), (http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/pemukiman-kumuh/, Diakses 23 Desember 2009).

Rukmana, Deden.2008. Kemiskinan dan Permukiman Kumuh di Perkotaan. (Online), (http://dedenrukmana.wordpress.com/, Diakses 23 Desember 2009).

Tribun-Timur. 8 oktober 2009. Kawasan Kumuh Perkotaan. (Online), (http://www.tribun-timur.com/read/artikel/51720, Diakses 23 desember 2009).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar